Respon Positif Founder Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM) kepada GIS 3 Jogja

Penulis : Admin GIS Jogja

Keberadaan Global Islamic School 3 Yogyakarta (GIS 3 Jogja) disambut baik oleh masyarakat dan tokoh masyarakat tak terkecuali oleh Yayasan Gerakan Sekolah Menyenangkan (GSM). Hal itu disampaikan di sela- sela kunjungannya kepada GIS 3 Jogja pada Rabu (21/04/2021) lalu. Pandemi COVID-19 menimbulkan banyak tantangan di dunia pendidikan salah satunya adalah aspek mental peserta didik yang tidak tersentuh dalam pembelajaran jarak jauh (PJJ). “Ada banyak kendala terkait dengan persoalan mental anak karena PJJ, jadi sepertinya orientasi dan paradigma pendidikan kita harus digeser ke personalisasi, dan mengarah pada well-being atau keseimbangan hidup”, kata Muhammad Nur Rizal, Ph.D yang juga merupakan Pendiri Gerakan Sekolah Menyenangkan. Rizal menyayangkan banyak sekolah di masa pandemi hanya mengejar kecukupan konten materi namun mengesampingkan aspek individual anak. Beliau berharap para pendidik memperhatikan aspek mental, karakter, moral, spiritual serta pengetahuan dan akademik untuk mencapai keseimbangan hidup peserta didik.

GIS 3 Jogja adalah sekolah islam billingual berwawasan internasional yang merupakan bagian dari Perguruan Global Islamic School yang berada di Jakarta.  Didirikan pada tahun 2002, Perguruan Global Islamic School merupakan sekolah swasta yang menerapkan Kurikulum Nasional Plus bermuatan Islam yang nilai-nilainya diinternalisasikan dalam semua aspek pembelajaran. Program pendidikan agama yang aplikatif dilaksanakan terintegrasi dalam kultur sekolah dan menerapkan nilai-nilai pendidikan karakter bangsa Indonesia. Founder GSM melihat GIS 3 Jogja adalah alternatif sekolah ideal bagi masyarakat karena kurikulum yang digunakan mempertimbangkan perspektif Islam, perspektif global, knowledge, spiritual dan juga asas kebermanfaatan. Beliau melihat ini adalah sekolah alternatif ideal dengan didukung oleh infrastruktur sekolah yang luar biasa. Beliau juga melihat faktor lingkungan GIS 3 Jogja yang cukup dinamis, banyak spot yang dapat dimanfaatkan untuk pembelajaran dan juga instagramable, sehingga para peserta didik selain merasa nyaman dengan lingkungan sekolah namun juga dapat mengaktualisasikan diri mereka. Riza menekankan kepada GIS 3 Jogja bahwa kultur sekolah harus dibangun dengan kultur yang memanusiakan anak-anak dan memberikan ruang kemerdekaan bagi tumbuh kembang anak secara optimal.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *